Taiwan melakukan ujicoba penembakan 19 unit rudal anti pesawat, Selasa, 18 Januari 2011. Namun, latihan itu mengecewakan Presiden Ma Ying-jeou karena hampir sepertiga misil gagal meledak atau tidak mengenai sasaran.
Menurut kantor berita Associated Press (AP), sebanyak enam rudal, diantaranya tipe AIM-7M Sparrow, gagal mengenai sasaran dan tenggelam di Laut China Selatan. Rudal-rudal lainnya adalah Sky Bow Iis, MIM-23 Hawks dan FIM-92 Stingers, yang dapat mencapai sasaran sejauh 200 kilometer.
Ujicoba itu disaksikan Presiden Ma Ying-jeou dan berlangsung saat pemimpin seteru Taiwan, China, berkunjung ke Amerika Serikat (AS). Dikenal punya hubungan dekat dengan China, Ma selama ini dikritik karena tidak serius memperkuat militer Taiwan.
Ma menilai ujicoba rudal-rudal itu tidak memuaskan. “Saya tidak puas dengan hasilnya. Saya harap militer Taiwan dapat menemukan alasannya dan meningkatkan latihan,” ujar Ma seperti dikutip AP.
Ujicoba kali ini adalah yang pertama kalinya diliput secara penuh oleh media massa dalam sepuluh tahun terakhir. Ma mengatakan bahwa undangan bagi media ini untuk memberikan transparansi kepada masyarakan agar bisa secara langsung melihat kesiapan militer taiwan.
Namun, pengamat pertahanan dari Universitas Tamkang, Wang Kao-cheng, mengatakan bahwa militer Taiwan jauh dari siap. Dia mengatakan bahwa tujuan ujicoba militer hari ini adalah untuk menunjukkan kekurangan militer Taiwan kepada AS. Hal ini dimaksudkan agar AS mau menjual pesawat tempur F-16 seri terbaru kepada Taiwan.
“Pemerintah Taiwan mungkin menggunakan latihan ini untuk mengirimkan pesan kepada AS bahwa pertahanan udaranya terancam oleh pesawat tempur China yang semakin canggih,” ujar Wang.
Pendapat Wang bukannya tidak beralasan. Senin lalu, seperti dilansir dari harian The Strait Times, Ma menyatakan keprihatinannya atas kunjungan Presiden China, Hu Jintao, ke AS. Ma juga sekali lagi menyampaikan permohonannya agar AS dapat menjual pesawat tempur kepada Taiwan.
“Taiwan sangat prihatin atas kunjungan Hu Jintao ke Amerika Serikat, dan kami berharap AS dapat menjual kepada kami pesawat tempur F-16 C/Ds,” ujar Wang.
Taiwan telah mengajukan permohonan pembelian sejak awal 2007 lalu, namun belum ditanggapi oleh AS. Beberapa pengamat mengatakan bahwa China marah atas permohonan tersebut dan meminta AS tidak menanggapinya, hal inilah yang kemudian membuat permohonan tersebut terbengkalai.
China dan Taiwan berseteru sejak Perang Saudara 1949. Taiwan sejak itu memerintah secara terpisah. Namun, China masih menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang tengah memberontak dan suatu saat akan kembali bersatu walau dengan cara apapun